Sabtu, 04 Desember 2010

inilah sahabat

Mungkin namaku tak sebaik amal-amalku..
Sebuah nama indah yang telah diberikan yang terbaik oleh orang tuaku..
Tapi ternyata terlalu sulit untuk memaknai kandungannya.. Terlebih, perilakuku pun tak sesuai dengan nama dan keinginan orang tua..
Terlalu sering ku tak malu-malu memasuki lagi lubang kenistaan..
Penyakit lama yang sering ku emban..
Dosa itu indah memang.. Sedikit, setelahnya banyak susah selamanya..

Mungkin.. Hanya pikirku lah yang keliru menjalani hidup..
Lupa dengan perkara yang terjadi setelah kematian nanti..
tapi.. akankah ku bisa merubah..
Menjadi sesuatu yang lebih indah.. Di dalam keabadian..
Dalam Surga..

Sahabat, rasanya kini kau telah menyelamatkanku..
Kau memegang erat tanganku ketika ku sedang terjatuh di lubang kenistaan..
Tapi terkadang ku rasa, kau telah merusak segala hawa nafsuku..
serasa, semua itu menjengkelkan yang kau berikan padaku..

Tapi.. Ternyata itulah bukti tanda sebuah ketulusanmu mendampingi hidup menuju yang terbaik..
Mengajariku mengarungi hidup tuk mengenal kekekalan indahnya Syurga dan keburukan dunia Neraka yang abadi..
Kau ajariku arti sebuah kehinaan.. Yang ternyata kusadar, semua keriteria itu ada pada diriku..
Kau ingatkan kembali batinku akan perkara kehidupan..

Kau relanya memenuhi hari-hariku tuk selalu bersamamu..
Sebenarnya, apa yang kau kejar dariku yang tidak berdaya dan berguna ini..
Kau rela mengorbankan jiwa ragamu hanya untuk Agamamu yang suci..
Sebenarnya, apa yang kau ingini..

Terlebih ku merasa haru wajahmu yang penuh dengan lelah..
Tapi setiap ku tanya padanya tentang hal itu, ia lekas menjawab " ini hanya untuk hatimu dan hati ku yang di Cinta.."
Sedang terkadang.. Kita tidak menyadari.. Sebenarnya, siapa yang lebih dicinta..
Disaat-saat malam sunyi, kau terbangun dan berdiri diatas karpet kamarku yang tua..
tu tanyakan lagi, padanya buat apa ia melakukan hal seperti itu? ia pun lekas menjawab "ini hanya untuk yang terlebih kau dan aku Cinta.."

Kau hadirkan sebuah kata-kata yang indah..
Menerawangiku ke masa depan yang bisa di ubah..
Dari kesuraman menuju kebenaran hakekat..
Tapi.. Terkadang ku sulit merubah..

Sesekali ku merasakan kehilangan akan dirimu..
Ketika ku sendiri, rasanya terlalu mudah ku masuk jurang nista lagi..
Duh, makin hina saja aku..

Sahabat, serulah padaku tentang arti kebenaran..
Jangan kau tinggalkan aku di dalam kesendirian..
Karena ku takut, tak ada lagi yang menolongku ketika ku melangkah sendiri..
Tapi ku kembali bertanya.. sebenarnya, apa yang kau cari..
Tanya ku padanya yang sampai saat ini belum terjawab..

Luluslah kita dari sekolah..
Sebulan berlalu, ternyata Kau pergi jauh meninggalkanku di Perantauan.. Dari kehidupan anak kost-kostsan..
Kini kau hadirkan padaku ribuan banyak pesan di FBku, mau pun di HP ku..
Kau bilang padaku, kau pergi hanya untuk sesaat, dengan harap, kita dapat bertemu lagi di pengekalan..
Sebenarnya, dia mau bertemu dengan ku dimana.. Semakin ku tak mengerti..

Seminggu setelah itu.. Aku pun mulai ragu akan keberadaannya..
Dimana dia..
Koq tak ada pesan lagi yang menyambutku..
Tak ada catatan kata-kata terindah lagi menghidupi hari-hariku darinya..
Dua minggu berlalu, ku semakin tak karu akan hadirnya..
Duh, kian mengusik diriku.. Kemana Ia pergi..
Sebulan setelah bulan lalu pun tiba. Ternyata tak lagi datang kabar sekali pun darinya..


Tepat pada hari Sabtu, ku paksakan diri, akhirnya ku sempatkan waktuku menuju kediaman orang tuanya..
Pikirku, mungkin Ia sedang di rumah..
jalanlah ku menuju Rumahnya..
Yang selama ini belum pernah ku kunjungi semasa kita bersama..

Yang kulihat, ada bendera kuning di gang-gang menuju rumahnya..
Pikirku, siapa kali ini yang meninggal..
Mungkin hanya tetangganya..
Karena merasa terheran-heran dengan segerumungan orang yang sedang berkumpul membicarakan orang yang meninggal, aku pun kian terheran-heran juga..
Karena tak kuasa melihat kejadian yang baru saja ku lihat, akhirnya terpaksa ku tanyakan hal ini pada seorang kakek warga setempat " pak, memang siapa yang meninggal..".
Lalu kakek setengah baya itu pun menjawab dengan isaknya serasa sedih kehilangan orang itu..
" yang meninggal itu Matius.. anak Takmir Masjid di daerah ini.. Semua warga dan Jamaah di sini sedih kehilangannya"
Kakek itu pun bercerita sedikit tentang keberadaanya, yang menyatakan bahwa ternyata Matius itu adalah seorang " Muallaf" yang baru saja meninggal.. Yang dikagumi keberadaannya oleh Warga dan Jamaah setempat..
kakek itu pun bilang serasa sedih ditinggalkan olehnya.. Karena kebaikan dan kesantunannya.. Menjadi inspirasi untuk orang sekitar..

Wah, pikirku rasanya orang ini Sholeh sekali..
Tapi.. Untungnya saja bukan sahabatku yang meninggal kali ini..
Karena kan nama sahabatku yang satu ini bernama " Salman" seorang tiong Hoa yang berpakaian penuh lusuh di Sekolahku..
Tapi prestasinya tak main-main..
Beasiswa diperolehnya dengan banyak..
Is the best poko'e..

Dengan secarik lembar berisi alamat Rumahnya yang ku tak mengerti dimana letak asli Rumahnya setelah berada di Daerah itu..
Lalu aku pun kembali bertanya..
Kali ini kepada seorang anak SMP tampan, penuh dengan Karisma dari aksesoris dan pakaiannya yang sedang berjalan penuh haru di depanku.. Pikirku, rasanya dia orang kaya..
" dek, rumah di Alamat Gg Sawo RT 07/03 No. 11 di mana ya dek.."
lalu dengan sesak pun ia menjawab
"owh, rumah Bang amma, aku baru saja dari situ.. kalo kakak mau kesana..
bareng sama aku.. biar ku antar.."

Rasanya, anak SMP ini sedang merasakan kesedihan yang sangat..
Serasa kehilangan sesuatu yang terpenting dalam hidupnya..

Sambil di pengatarannya yang katanya alamat itu masih sekitar 200 meter lagi, aku pun kembali bertanya padanya..
" dek, namamu siapa.. koq lesuh banget.. memang lagi ada apa.. lagi sakit ya.."
Lalu ia pun menjawab bahwa namanya Obi'e sambil bercerita tentang sebenarnya apa yang dia alami saat ini..
Ia bilang, kalau saat ini ia sedang kehilangan seseorang yang memotivasi dirinya disaat ia enggan mau melanjutkan sekolah ketika ia di DO dari sekolahnya akibat kenakalannya yang sering berkelahi dan tawuran dengan banyak orang.. Sampai-sampai pernah seseorang di kelasnya ia pukuli kepalanya dengan botol minuman beling dikantin karena ketika dia makan Bakso, seseorang itu mengejeknya karena ke sekolah tidak tahu diri dan tidak pernah merngerjakan tugas.. Wajarlah, saat itu pula ia di DO..
Semua itu dia lakukan karena Orang Tuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaan tidak lagi memberi perhatian pada dirinya..
Ketika ia kabur dari rumah dan menyepi di kesendirian trotoar jalan..
Tiba-tiba ada yang mendekat padanya dengan mengenakan pakaian sekolah SMU yang lesuh, sambil membawa karung berisikan botol-botol bekas.. Awalnya ia jijik dengan orang yang mendekatinya itu.. Tapi anehnya, bau badannya itu wangi dan berpakaian rapi meski lusuh seakan pakaian bekas yang sudah berabad-abad..

Tiba-tiba orang itu mengucapkan salam dan bertanya pada Obie' sambil mendekat padanya..
"Assalamualaikum.." sambil mengeluarkan harmoni senyumnya.. " Koq kamu sendiri disini, sedang lagi apa, kamu gak pulang ke rumah?" tanyanya..
Ternyata, ketika ia bertanya, Obi'e sangat merasakan ketenangan ketika ditanya seperti itu.. Namun walaupun dengan suara sesak akibat kebencian dan keberingasan hati pada orang tuanya, akhirnya dengan malu-malu dan meragu Obi'e pun menjawab..
Beberapa pertanyaan di lontarkan olehnya kepada Obi'e hingga kian Obi'e pun terbuka dengan kondisi yang dialaminya saat ini.. Memutuskan untuk enggan sekolah dan tak mau lagi ke rumah..
Tapi justru orang itu malah terus dan terus mendengar keluhannya dengan seksama, hingga ia memberikan sebuah gambaran tentang kisah hidup yang di alaminya saat ini..



Sore pun kan menutupi.. Orang itu pun mengajak Obi'e untuk bersinggah terlebih dahulu di rumah orang itu.. Dengan terpaksa Obi'e pun munurutinya.. Di perjalanan ketika adzan Maghrib dan Isya pun orang itu bersinggah di Masjid, sedang Obi'e menunggunya di luar..
Ternyata rumahnya cukup jauh.. Harus merasakan perjalanan kaki sekitar 5 kilo dari trotoar tadi.. Ketika di perjalanan, cerita Obi'e padanya pun berlanjut, dambil mencari warung untuk membeli roti yang diberikan orang itu pada Obi'e sedang ia tak mencicipinya sama sekali.. Hal itu yang membuat Obi'e semakin merasakan kenyamanan padanya..

Ketika sesampai di rumah orang itu, ia langsung kaget dan tersentak, ternyata rumahnya 1000 kali lipat lebih jelek ketimbang rumah Obi'e..
Kamarnya hanya sepetak beralaskan tikar, sedang buku menjulung tinggi ke langit-langit rumahnya karena banyak sekali buku-buku bacaan.. baik pelajaran maupun tentang agama.. sedang rumah Obi'e sangat nyaman sekali.. Hingga satpam pun 24 jam menjaga rumahnya..

Hari-hari berlalu.. Obi'e pun selalu dibimbing olehnya..
Hingga hatinya kian terbuka, membuka cakrawala baru.. Dengan motivasi-motivasi darinya..
Dan Agama pun kian menjadi cahaya hari-harinya.. Yang mungkin dulu tidak pernah Sholat, tapi kini sudah memulainya meski masih males-malesan pada saat itu..
Hingga ia pun ingin melanjutkan sekolahnya lagi yang sudah sebulan terputus dari kesehariaanya..
Tapi kepada orang tua ia masih sangat enggan..
Lalu tanpa disadari oleh Obi'e, ternyata diam-diam orang itu sudah mengabarkan keberadaan Obi'e pada orang tuanya..
Yang ternyata dari pemberitahuan tentang keberadaannya Obi'e, orang tua pun merenungi segala kesalahan dan membuka hatinya untuk menjadi orang tua yang terbaik untuk Obi'e sebagai tebusan kesalahan orang tua pada Obi'e..
Lalu orang itu terus dan terus memotivasi Obe' untuk tidak lagi membenci orang tuanya..
Hingga pada akhirnya orang tuanya menjemput Obi'e dalam keadaan bersedih, sembari menangis sejadi-jadinya akibat penyesalan atas tingkah dan perhatiannya selama ini pada Obi'e..
Hingga hal itu pun membuka hati Obi'e untuk memaafkan orang tuanya..
Lalu Obi'e pun kembali kepangkuan Orang tuanya dan ingin melanjutkan lagi sekolah di sekolah yang berbeda..

Beberapa hari kemudian orang tua Obi' beserta Obi'e kembali ke rumah orang itu..
Mengucapkan terima kasihnya dan menanyakan, " koq sekarang Obi'e Sholatnya rajin ya.. kita berdua jadi malu.." Kata orang tuanya..
Sambil membawakan hadiah untuk orang itu..
Awalnya, orang tua Obi'e ingin sekali membelikan orang itu Motor..
Namun ia menolak karena dengan keadaan saat ini ia tidak terlalu membutuhkan..
Tapi orang tua Obi' kian memaksanya..
Akhirnya ia putuskan uang itu tidak dibelikan Motor untuknya, melainkan diberikan sumbangan kepada Anak yatim Berupa buku-buku pengetahuan di panti asuhan..
Akhirnya, orang tua Obi'e pun mengiyakan anjurannya..
Dengan membuat Perpustakaan yang cukup besar di salah satu Panti Asuhan yang ada di daerah Cilandak Jakarta Selatan..

Hingga pada akhirnya keluarga Obi'e pun menjadi rukun dan harmoni kembali..
Obi'e pun kian merubah sikapnya dan menjadi prestasi di sekolahnya..
Tanpa melupakan sosok orang itu..
Terus belajar mengaji olehnya tanpa memandang status pada siapa ia belajar..

Wajarlah kalo saat ini Obi'e pun sedih kehilangannya..

Walaah.. Pikirku pun semakin tak karu mendengar cerita itu.. Seakan detak jantungku kian melemas.. "Jangan-jangan" pikirku..
Tak kuasa ku mendengar ceritanya akan sosok orang itu..
Seakan energi ku pun tak kuasa..
Sedih merinding dan ingin sekali mengambil hikmah dari cerita si Obi'e itu..

Akhirnya, tibalah ke rumah orang tua Salman, sahabat karibku..
Ternyata, rumah itu..
Seakan tak layak lagi di huni..

Ketika sesampai di rumah..
ratusan orang pun memampiri rumahnya dengan ratapan kesedihan..
Wajahku pun semakin tak karu..
Ternyata, Obi'e pun kembali meneteskan air mata..

Dari orang yang berjenggot, berpeci, bahkan sampai bertato dan sangar pun ada di sana sambil menangis..
Aku pun kian tak kuasa melihat fenomena itu..
Gerimis pun menghampiri seakan bahwa alam pun sedih kehilangan dirinya..
Tapi inilah takdir..
Suasana kian mengharu ketika awan yang sangat mendung, gerimis kian menjadi rintihan hujan..

Aku pun tak kuasa ikut menangis..
Dengan sesak, ku bertanya pada Obi'e.. "bi, ini siapa yang meninggal.."
Dengan sesak ia menjawab.. " bang amma.. bang salman.. salman. matius.."
Airmataku pun kian luruh dan menangis sejadi-jadinya..
Ketika itu juga aku langsung menembus kerumuhan orang dan melihat sajadnya..
Jasadnya yang wangi dan senyum pun merona di bibirnya..
Seakan petanda bahwa salman meninggal dalam keadaan Husnul khotimah..
Aku pun turut menyolatinya.. Berbondong-bondong orang pun turut menyolatinya sambil menangis sejadi-jadinya..
Karena saking banyaknya Jamaah yang menyolatinya di Mushollah samping rumah salman, akhirnya sampai Sholat itu terpaksa berklotter hingga berkali-kali dan banyak..

Tak lama kemudian, ternyata banyak teman-teman sekolahku yang berbondong-bondong ke rumahnya merasakan kesedihan yang haru juga..
Dari anak-anak ROHIS, hingga orang-orang tongkrongan pun datang..
Begitu juga dengan teman-teman dari sekolah lainnya..

Semakin banyak saja..

Ku ratapi sambil sedikit bertanya kepada orang tuanya akan keberadaan Salman, ternyata dia adalah seorang Muallaf.. yang dahulu bernama Matius.. Sorang teman yang sering datang dan menemaniku di Khost-khostsan dikala sendirian..
Ketika usaha orang tuanya Bangkrut dan bapaknya sering sakit-sakitan, akhirnya terpaksa salman harus menghidupi adik-adiknya untuk sekolah.. Begitu juga dengan dirinya..
Ketika ke sekolah yang jaraknya sekitar 10 kilo meter, Terpaksa membuat dia ke sekolah harus mengompreng Truk ataupun mobil bak..
Yang kadang lama sekali untuk menunggunya..
Pulang sekolah, ia mengambil pakaian-pakaian kotor milik tetangga yang menggunakan jasa cuci dari dirinya..
Sering ia juga harus menghadiri rapat-rapat Rohis yang cukup jauh dari rumahnya, namun ia tidak pernah mengeluh akan kelelahannya..
Orang tuanya sering melihat salman menangis di keheningan malam saat Sholat..
Dan hal itu yang membuka hati ibunya untuk masuk Islam..
Ia sering merenungi Bacaan AlQuran dengan lantunan suaranya yang indah..
Dengan penuh teladan..
Hingga membuat adiknya pun yang berjumlah 4 orang masuk Islam semua..
Dan di ajarkan mengaji oleh Salman dan teman-temannya..
Sedang Bapaknya yang masih dalam keadaan sakit, baru saja hari ini memasuki Islam ketika melihat kematian Salman menaburkan senyuman..

Ternyata tak ku duga.. Salman meninggal di Papua pedalaman tempat yang baru saja sedang merubah peradaban memasuki Islam di sana..
Namun Listrik dan air belum memasuki perkampungan itu.. Sehingga menjadikan Salman tertarik untuk tinggal di sana bersama rekan-rekan sambil belajar dan mengajar tentang Agama dari sedikit ilmu yang ia miliki..

Tepat hari Jumat ketika ia menjadi Imam di Jumat di Masjid, ketika sujud terakhir, ternyata jasad salman telah berpulang ke Rahmatullah..
Hingga membuat jamaah pun menangis sambil bangga akan dirinya.. Dan seketika itu pula, seusai sholat Jum'at, Jamaah melaksanakan Sholat mayyit untuknya..
Tak kuasa menahan tangis..
Yang begitu menyedihkan ketika orang yang dicinta berpulang ke Rahmatullah..

Tepat malam hari penerbangan Jakarta, salman pun di pulangkan..

Ia menuliskan sebuah surat untuk teman-temanya yang id titipkan kepada ibunya..
Begitu juga ia menitipkan surat untuk ibu bapaknya yang ia titipkan kepada adiknya..
yang di baca setelah ia tiada..

Semoga cerita ini bermanfaat buat kita semua..

Salman selalu bergurau dengan serius.. Hai dunia, jauhlah dariku.. jauhlah dariku..
kamu sudah tua.. Aku sudah tidak lagi membutuhkanmu.. Kamu hanya singgahan ku...
Yang sementara.. Hidupku di dunia, hanyalah setetes.. Sedang akhirat, selautan..
Jauhlah dariku.. Jangan kau tipu aku dengan kecantikanmu yang rapuh..
Sungguh.. Dan sungguh..


semoga menjadi hikmah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar