Selasa, 25 Januari 2011

Jangan pernah Menyerah terhadap UN dan SNMPTN.. Yakinlah Takdir Allah itu baik..

Sobat, jadi ingat masa-masa lalu kita ketika Soal UN di depan mata. beuhh, pertama kalinya rasa tegang yang sekian lama hilang dari peredaran ternyata datang secara tiba-tiba. Tubuh menggigil, rasanya ketika kaki menginjak lantai seakan penuh dengan kecemasan, lemah, bagai jalannya orang yang tak bertulang. ketika duduk,  kaki pun kian bersuara layaknya merollingkan suara drum karena saking gemetarnya kaki kita. Pikiran kian tertekan, perasaan sakit perut mulai tak karuan, pelajaran yang sudah di pelajari kabur dari otak dan kian beterbangan, essst, huss.. suasana yang sudah tak nyaman, kian mengancam.. Semua itu terjadi karena kita memikirkan "Akankah kita lulus UN?". Ternyata perasaan itu muncul pertama kali ketika membuka lembar Ujian Nasional. ya, itulah Ujian.

sebenarnya UN itu gak sulit, dan soalnya pun gak susah. Karena soal UN terutama IPS yang keluar adalah soal-soal yang memang sudah pernah kita pelajari dari SMP sampai SMA, soal itu hanya berputar-putar bagaikan roda putar. Yang membuat kita merasakan bahwa UN itu susah hanyalah karena sebuah doktrinasi dan persepsi kita yang mengaggap kalau UN itu susah.

tapi, walau pun begitu tetap kita dilarang untuk meremehkannya. 

Jadi ingat sebuah lagu yang sedang Trend di masa kini, yaitu lagu D'massiv yang berjudul "jangan menyerah". Kalo kita pikir-pikir, sebenarnya lagu itu memberikan sebuah pesan terhadap kita untuk jangan pernah berputus asa dan menyerah dalam ujian Allah di kehidupan dunia yang singkat ini.

Banyak sekali pelajar di Indonesia saat ini sangat mudah berputus asa ketika masa-masa menghadapi UN, ketika Try Out atau UN berlangsung, Allah sering menguji kita dengan memberikan nilai hasil Ujian yang tidak memuaskan bagi kita. Atau seakan nilai itu tidak sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan untuk mencapai nilai yang baik. Lalu kita stress, merasa bahwa Allah tidak adil, pusing, tertekan, tersiksa, tertindas, dan merasa hal ini adalah sebuah aib yang sangat memalukakan. Ketika stres,  setan bermain, yang awalnya ke dapur niat makan, tapi karena ngeliat pisau, akhirnya pisau itu di ambilnya untuk melakukan hal yang dramatis agar di anggap tragis, menyesetkan urat nadinya dengan pisau dapur. Atau pun melakukan bunuh diri orang stress yang paling keren abad ini yaitu, loncat dari atas Gedung maupun gantung diri( kaya jemuran aje.. hehehe..). Seakan memang semua itu mustahil, tapi ini terjadi lho..

Ketika kita sedang di uji oleh Allah dengan hasil nilai Try Out kita yang tidak bagus, jangan pernah kita mencoba untuk berputus asa, tapi semua ini harus kita ambil hikmahnya. Jelas sekali Allah melarang kita untuk berputus asa. Karena berputus asa adalah bukti bahwa ketidak berimanannya kita pada Allah. Sebagaimana dalam FirmanNya: 
"Mereka menjawab, 'Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.' Ibrahim berkata, 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-Nya, kecuali orang-orang yang sesat'." (Al-Hijr: 55-56) .

 "Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."(Yusuf: 87).

Lalu bagai mana cara menyikapi nilai kita yang tidak bagus itu?langkah pertama adalah berbaik sangka pada Allah, mungkin Allah sedang menguji kita dengan nilai jelek itu agar kita lebih ingat padaNya, karena Allah kangen dengan do'a-doa, ibadah-ibadah, tangisan Taqorrub padaNya, dan sedekah kita yang dulu sering kita lakukan untukNya tapi kini tidak pernah lagi ibadah itu nampak padaNya karena kesibukkan kita menghadapi UN hingga lupa akan porsi waktu untuk berserah diri pada Allah.
Seandainya pun kita merasa bahwa kita sudah berdo'a semaksimal mungkin tapi ternyata Allah belum mengabulkannya, kalau menurut gw, ada beberapa kemungkinan. Yang pertama, Allah sedang ingin dimanja oleh kita dengan doa-doa yang selama ini kita panjatkan sehingga membuatNya masih ingin mendengar doa-doa itu hinggap kita mendapatkan hasil dari do'a kita yang selama ini dipertahankan terkabul dengan hal yang sebegitu indah pada waktunya. Semoga cerita yang gw alami bisa diambil hikmah oleh teman-teman, dan semoga hal ini diluruskan niatnya oleh Allah untuk selalu bermunajat memohon dan bersyukur atas NikmatNya.
Ketika gw kelas tiga MA,  gw selalu berdo'a pada Allah, " ya Allah, izinkan hambaMu ini untuk menempuh kuliah di Jurusan Sosiologi UGM.. Semoga kemauanMu sama dengan kemauanku.. Seandainya UGM belumlah yang terbaik, aku pasrah atas kehendakMu..". Ketika keinginan itu gw ungkapkan ke teman-teman, mereka memandang gw seakan mustahil untuk mendapatkan itu. Yang pertama, karena sekolah gw adalah Sekolah terpencil, layaknya sekolah Laskar Pelangi yang berada di tengah-tengah Jakarta. Yang kedua, karena gw bukan orang yang dapet Rangking di kelas, terlebih selama Try Out SNMPTN atau UN selalu mendapatkan hasil yang tidak pernah memuaskan. Bahkan, gw pernah mendapatkan nilai yang paling rendah, dan peringkat paling terahir pada hasil TryOut itu. Rasanya pahit sekali. Tapi, ternyata baru gw sadar, seorang ulama pernah mengatakan  dengan kesimpulan" kalau kita mengejar dunia, kita akan cape sendiri, sulit bersyukur, selalu merasa kurang, tidak akan pernah puas, dan kita hanya akan jadi budak dunia.. Tapi kalau kita mengejar akhirat, maka dunia akan di tangan kita, dalam genggaman kita"

Putus asa pun sering terlintas dari harapan yang selama ini terbangun, rintangan pun kian bertubi, tapi Doa itu tetap gw panjatkan sambil berikhtiar meski kadang ibadah dan iman kian belum sempurna. Sampai-sampai gw mencoba untuk mencontohkan kisah istri Nabi Ibrohim, siti Hajar, ketika Ia dan bayinya, Islmail kehausan hingga membuat Ismail menangis, Siti Hajar berusaha mencari air di Gurun pasir dari Shafa hingga Marwah yang sudah pasti tidak ada air. Ketika ketujuh kalinya Ia berputar, akhirnya siti Hajar terduduk lemas di samping bayinya. Tiba-tiba Ismail menangis dengan kuat sambil menghentakkan kakinya lalu keluarlah air, yang kini lebih di kenal dengan air Zamzam (http://hmf.fisika.undip.ac.id/). Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Allah melihat Ikhtiar dan doa kita meski pun terkadang Ikhtiar itu tidaklah rasional. Ketika itu pun gw mencontohkan sifat ketangguhan Siti Hajar dalam berikhtiar, gw punya prinsip untuk membaca buku-buku tentang SNMPTN meski pun gw ga' ngerti, selalu mencoba hadir Try Out meskipun sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, bahkan sering minus. Tapi Ikhtiar dan doa terus di panjatkan. Hingga akhirnya sedikit demi sedikit mulai paham.

Pernah ada seorang Motivator yang menyatakan seandainya kita meminta Doa kepada banyak orang, mudah-mudahan ada 1 orang yang benar-benar berdoa untuk kita dengan sungguh-sungguh, hingga disebut-sebut doa itu dalam Sholat malamnya, maupun doa dalam kesetiap hariannya. Lalu gw mencoba untuk melakukan nasehat itu, ketika ada pulsa berlebih gw meminta Doa kepada teman-teman.. Begitu juga di FB sering meminta Do'a kepada Group ini maupun Group yang gw kelola. (Buat teman-teman yang meminta Do'a kepada sahabat-sahabat kita di Group ini tolong kirim ke Massage Gw ya.. agar bisa terkirim ke teman-teman kita yang lain di Group ini dan bisa di doakan oleh banyak Orang.. hehehe..)

Ketika Ujian Masuk UGM tiba, segala peraturan Ujian pun Gw turuti.. Hati kian mendebar ketika pengumuman kelulusan. Dan ternyata Allah berkata lain dan tidak sesuai harapan. Hasilnya "maaf anda belum lulus seleksi" membuat diri ini sedih. Dan cercaan pun kian banyak kalau gw memang gak mungkin mendapatkannya. Tapi ternyata hal itu tidak menyurutkan Doa pada Allah. Agar di kesempatan yang kedua Allah dapat mengabulkan doa gw. Ketika itu SNMPTN berlangsung dan mencoba yang kedua kalinya memilih Sosiologi UGM. Saat ujian berlangsung, gw merasa lebih mudah menjawab UM UGM ketimbang SNMPTN. Bahkan ketika SNMPTN Matematika gw cuma bisa menjawab 1 dari 15 soal yang sisanya gw kosongi,  bahasa Inggris hanya menjawab 3 soal yang belum tentu benar jawabannya karena selama Try Out SMPTN bahasa Inggris gw hampir selalu minus. Ketika SNMPTN, hasrat putus asa pun ada lagi. Tapi gw mencoba pasrah pada Allah yang akan memberikan keputusan terbaik untuk Hamba-hambaNya. Gw hanya bisa Ikhtiar dan berdo'a semaksimal mungkin, tinggal Allah yang menetapkan. 

SNMPTN adalah penentuan terakhir apakah gw akan dapat kuliah di UGM maupun PTN lain atau tidak. Karena SNMPTN adalah jalur paling akhir untuk masuk UGM. Seandainya di Seleksi ini Allah masih belum mengabulkan Doa gw, mungkin Allah punya kehendak lain. Mencoba untuk selalu berpositif thingking pada Allah, kita gak tahu ini musibah atau berkah, tapi kita hanya bisa berprasangka baik pada Allah..".

Detik-detik pengumuman kian menggetarkan hati ini. Seakan mata ingin berkaca-kaca, ketika melihat hasil, ternyata Allah berkehendak lain, suatu hal yang mungkin sulit untuk diterima secara akal karena keterbatasan jawaban ketika menjawab soal, ternyata di seleksi yang paling akhir dan paling sulit ini perotolongan Allah datang untuk kesekian kalinya.
Sesuatu hal yang tak disangka-sangka adanya. Alhamdulillah, ketika gw melihat pengumuman SNMPTN, nama dan nomor Ujian gw terpampang  "selamat Anda lolos sosiologi Univ. Gadjah Mada"
Ternyata benar, sesuatu yang indah telah datang pada waktunya. Terima kasih ya Robb..

 Ya, itulah Ujian.. Setiap ujian itu ada hikmahnya.  Dont Worry bro, semua itu pasti ada jalan keluarnya. Allah memberikan kita Ujian sesuai dengan kemampuan kita, dan yang memang sebenarnya bisa kita lewati Ujian itu.
Yakinlah, selama kita beriman pada Allah dan menaati segala perintahnya, Allah akan mengabulkan do'a kita. Seandainya pun do'a kita tidak dikabulkan didunia, mungkin Allah mengabulkan do'a kita diakhirat dan menjadi amal sholeh yang menambah berat timbangan Pahala dan membuatNya memasukkan kita kepada SyurgaNya.

Sukses untuk Ujian Nasiaonal dan SNMPTN kali ini..!!!